Sejak serangan Israel pada 7 Juli 2014 hingga 51 hari kemudian menjadi kengerian yang tak dapat dibayangkan. 2.200 orang meninggal dunia,11.100 lainnya mengalami luka-luka, 551 anak terbunuh, 1.500 anak menjadi yatim. 18.000 rumah dan gedung hancur total, 17 rumah sakit mengalami kerusakan parah, 73 masjid dibom dan tak dapat berfungsi lagi, 196 masjid lainnya dihancurkan secara parsial.

Salah satu masjid yang hancur lebur adalah adalah Masjid Syekh 'Ajlin yang sudah berdiri setengah abad lebih. Masjid ini tidak hanya sebagai tempat shalat, namun juga mengambil peranan penting dalam kehidupan Gaza, seperti madrasah, tempat menghafal Al-Qur’an, serta tempat bernaung di kala musim dingin.

Kondisi Masjid Syekh 'Ajlin sebelum dibom

Kondisi Masjid Syekh 'Ajlin yang hancur setelah dibom

Potret rakyat Gaza yang shalat di antara reruntuhan masjid

Untuk membangun kembali sebuah masjid tidaklah mudah bagi rakyat Gaza. Harga bahan bangunan yang mahal dan daya beli yang rendah menjadi faktor penghambatnya.

Ini menjadi kesempatan bagi kita untuk membuktikan cinta kepada Bumi Palestina, sekaligus meraih keutamaan wakaf seperti yang disabdakan oleh Rasulullah Saw. : Barang siapa yang membangun masjid karena Allah, niscaya kelak di surga Allah akan membangunkan rumah di surga untuknya. (H.R. Bukhari dan Muslim)

Rekonstruksi atau pembangunan ulang Masjid Syekh ‘Ajlin tak hanya berdampak pada 580 jama’ah tetap yang bisa kembali beribadah di masjid, namun juga mengurangi angka pengangguran di sekitar masjid karena 50 buruh asal Gaza akan dipekerjakan selama tahap pembangunan.

Lokasi Masjid Syekh ‘Ajlin yaitu 5 km dari pusat kota Gaza dan 50 m dari pesisir Pantai Mediterania. Masjid terletak di pesisir barat Gaza. Anggaran yang dibutuhkan untuk merekonstruksi Masjid Syekh 'Ajlin adalah Rp 20 Milyar (1.362.528 USD). Pembangunan ulang Masjid Syekh 'Ajlin direncanakan selama 16 bulan dari fase pertama pembangunan.