Ketabahan Bu Sri dalam merawat anaknya, Nabila, begitu hebat. Nabila terlahir prematur dengan penyakit epilepsi dan kelainan atrofi atau pengecilan otak bagian belakang. Karenanya, Nabila tumbuh istimewa dan berbeda dari anak-anak lainnya. Tapi, Bu Sri tak pernah sama sekali mengeluh dan selalu tabah mengurus Nabila dengan penuh kasih sayang.

Miris, Nabila tak bisa melakukan apapun sendirian, berjalan dan bicara pun tak bisa. Padahal, usia Nabila kini sudah 9 tahun. Ia seharusnya sudah duduk di bangku kelas 4 SD.

Nabila harusnya rutin melakukan serangkaian pengobatan untuk menurunkan resiko cacat. Namun, ketidakberdayaan ekonomi membuat ia hanya bisa dirawat seadanya di rumahnya yang terletak di Desa Sigerongan, Kec. Lingsar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB.

Jika tak segera mendapatkan penanganan yang tepat, Nabila terancam cacat seumur hidupnya. Karenanya, ayah Nabila bekerja begitu keras hingga nekat menjadi buruh di Malaysia demi mewujudkan pengobatan secara medis bagi sang buah hati.

“Tapi ya rezeki kami memang cuma segini, cuma bisa dipakai kebutuhan harian, semoga ada rezeki supaya Nabila bisa berobat” ucap Bu Sri

Bu Sri kini tengah mengurus proses pembuatan BPJS, agar Nabila tak perlu berobat secara umum. Namun, bukan soal biaya berobat yang membebani orangtua Nabila, melainkan obat-obatan, vitamin, pemenuhan nutrisi, hingga ongkos yang berada di luar tanggungan BPJS.

Sobat Quran, orangtua Nabila butuh dukungan dari orang-orang baik seperti Sobat untuk bisa mewujudkan kesembuhan sang buah hati. Nabila juga berhak punya kesempatan hidup normal seperti anak-anak lainnya. Karenanya, mari bantu wujudkan pengobatan untuk Nabila segera!