Saya Nuri, saya adalah seorang Ibu Rumah Tangga. Saat ini anak saya, Amelta, yang masih berusia 11 tahun yang harus dioperasi karena tenggorakannya berlubang untuk menghidari gagal nafas ketika koma akibat kecelakaan.

Awalnya Saya dan Amelta mengalami kecelakaan motor. Saya dan Amelta terjatuh namun naas Amelta terjatuh kepala dahulu yang mengakibatkan Amelta mengalami pendaharan hebat. Akhirnya Amelta langsung di bawa ke RSUD terdekat namun dirujuk kembali ke RSHS. Di RSHS Amelta langsung dibawa ke ruang IGD dan di IGD Amelta dibawa kembali ke ruang ICU. Beberapa hari di ICU Amelta mengalami koma dan dokter menyarankan agar di buat lubang ditenggorokan Amelta untuk menghidari gagal nafas. Akhirnya Amelta pun di lobangi untuk bisa bernafas. Setelah itu Amelta harus di Operasi mengingat pendarahaan di kepalanya terus keluar. Operasi yang dilakukan Amelta yaitu mengeluarkan darah yang menggumpal dikepala dan juga membuang sebagian batok kepala Amelta karena sudah retak Kondisi Amelta saat operasi sangat memprihatikan dokter mengatakan kesembuhan Amelta hanya berkisar 20%.

Setelah selesai operasi keajaiban pun datang, Amelta bisa siuman dari koma pasca operasinya. Namun kondisi Amelta tidak sempurna seperti dahulu kepalanya hilang sebagian, kaki dan tangan belum bergerak seperti sediakan serta makan dan minum memakai selang yang dimasukan kedalam tenggorokan. Sekarang Amelta sudah mulai pelan2 bisa berjalan dan menggerakan tangan seperti semula. Amelta pun rutin kontrol dan dokter menginformasikan bahwa Amelta harus di Operasi kedua kali untuk menutupi lubang tenggorokanya karena sangat membahayakan terlebih selang ditenggorokan nya pun sudah dilepas. Selain itu Amelta harus menjalani operasi pemasangan batok kepala yang retak dan sudah tidak ada karena diangkat.

Saat ini Amelta hidup di keluarga yang kurang berkecukupan. Ayah Amelta sudah 4 bulan ini belum bekerja karena bekerja sebagai buruh serabutan yang mana berpenghasilan kalau ada yang menawarkan pekerjaan dan selama itu Amelta stop dahulu pengobatanya karena tidak ada biaya untuk pergi ke rumah sakit. Selama tidak bekerja dan berpenghasilan untuk makan pun sampai di beri bantuan oleh saudara dan para tetangga. Sedangkan kondisi Amelta sekarang mulai drop kembali. Karena tenggorokannya yang berlubang kadang suka keluar lendir ketika bersin atau batuk yang membuat khwatir keluarga dan juga takut ada benda asing masuk ke lubang tenggorokan Amelta yang memperburuk kondisi Amelta.

Sejak sakit, Amelta sudah tidak melakukan aktivitas yang biasa dia lakukan sehari-harinya. Penghilatanya tidak sempurna, tangan dan kakinya masih kaku dan suka mengeluarkan lendir di tenggorokanya dan ini harus segera di lakukan Operasi penutupan lubang tenggorokan. Namun keadaan suulit bagi keluarga Amelta, karena sekarang ayahnya belum dapat pekerjaan untuk sehari haripun dibantu oleh warga.

Biaya yang dibutuhkan untuk pengobatan Amelta adalah 150 juta. Operasi membutuhkan biaya setidaknya 100 juta rupiah di luar biaya inap, biaya obat, dan kebutuhan lainnya seperti transportasi.

Amelta sangat membutuhkan bantuan semua orang agar bisa melakukan Operasi ke dua untuk keberlangsungan hidup Amelta. Saya dan seluruh keluarga besar Nuri sudah berjuang mengumpulkan dari sekitar, dan saat ini dana sudah habis terpakai untuk pengobatan sejauh ini sampai operasi pertama dilakukan. Ayah Amelta pun sekarang belum bekerja dan merasa bingung karena biaya pengobatan Amelta membutuhkan ratusan juta.