“Gorengan, gorengan… neng, mau gorengan?” ucap Mak Asih menjajakan gorengan yang ia buat ke sana ke mari.

Bentuk tubuh yang sudah bungkuk, tak jadi penghalang bagi Mak Asih untuk terus bekerja keras. Ia tapaki jalan berkilo-kilo sangat pelan dan hati-hati karena kondisi tubuhnya yang sudah melemah sejak pagi buta. Hasilnya tak seberapa dan hanya cukup untuk makan. Bahkan, kadang Mak Asih tidak memiliki cukup uang untuk modal berjualan kembali.

Meskipun tau upahnya tak seberapa, Mak Asih tetap berusaha berbuat baik pada sesama, tak terkecuali pada kucing terlantar di jalanan. Bahkan, Mak Asih dikenal oleh warga sekitar sebagai pahlawan yang selalu menolong dan berbagi kepada para kucing.

Ia bagikan sedikit nasi dan ikan asin untuk ia makan kepada para kucing.

“Emak teh pengen sedekah, tapi ya seadanya. Makanya emak sedekahnya ke kucing-kucing aja,” ucapnya.

Mak Asih tinggal sebatangkara di rumah gubuk di Kp. Kiara, RT 001/005, Kel. Mandalawangi, Kec. Cipatat, Prov. Jawa Barat. Berteman sepi dan harus kuat menghadapi dinginnya malam sendiri. Hanya kucing-kucing jalanan yang pernah ia tolonglah yang menemaninya.

Sobat Quran, bukan hal mudah untuk terus berjuang di usia senja, apalagi sendirian seperti Mak Asih. Kita bantu mudahkan kehidupan beliau di usia senjanya, yuk!