
Kuatkan Lansia Pejuang Nafkah di Usia Senja
Mereka terus berjuang, sembari menahan sakit dan lapar di usia senja. Kepedulian sahabat kuatkan para lansia pejuang nafkah.
Info Lembaga

ASAR Humanity
Tentang program
Usia yang sudah memasuki kategori lansia, seharusnya hanya berdiam diri dirumah dan melihat tumbuh kembang cucunya. Namun nyatanya, di tahun 2023 ini masih banyak lansia dhuafa diluar sana yang harus hidup sendirian, bahkan masih berjuang mencari nafkah untuk kebutuhan makan sehari-hari.
Salah satunya Nek tio (73). Wanita lansia itu setiap hari harus memecah kopra dengan sekuat tenaga yang ia miliki. Tak mempunyai suami dan anak, menjadikan nenek tio harus hidup sebatang kara. Bahkan sanak saudaranya berada jauh dari jangkauannya, ditambah sanak saudaranya pun sudah tidak berkabar lagi dengannya.
Nenek tio hanya tinggal seorang diri, di sebuah rumah bedek di daerah dusun Bajo, Sumbawa. Tak heran jika beliau sangat senang ketika kami mengajak ngobrol, karena itu yang diperlukannya. Setidaknya, kuping kami yang hadir untuk mendengarkan ceritanya, bisa membantu sedikit meringankan sedikit bebannya. Bisa dibayangkan, di hari tuanya, yang seharusnya beristirahat, nenek hawi dan nenek tio masih bekerja untuk bertahan hidup.
#Sahabat kisah pilu yang dialami nenek tio nyatanya juga dirasakan oleh nek Hawi (68) yang masih mencari nafkah dengan berjualan kayu bakar. Memikul kayu bakar dengan kepalanya dari satu tempat ke tempat lain. Di bawah teriknya matahari, atau di bawah awan mendung yang mulai meneteskan air hujan satu persatu. Harus kepanasan dan kehujanan sudah menjadi makanan sehari-hari nenek. Saat ditanya apakah beliau tidak lelah jika harus berjualan setiap hari? Dengan lirih dan sambil menahan tangisannya, beliau menjawab “Terpaksa. Kalau gak jualan, nanti mau makan apa?”. Air mata yang beliau tahan pun akhirnya keluar kala mengingat harus hidup sendiri karena sang suami telah menghadap sang illahi terlebih dahulu.
Di usia ini, ada harapan kecil di hati beliau. Harapan yang selalu beliau ucapkan ketika berdoa kepada Allah Ta’ala. “Impian nenek cuma satu, tinggal minta sama Allah. Ya Allah, beri aku rezeki. Biar bisa ngumpulin duit. Buat biaya, kalau aku meninggal nanti gak ngerepotin orang.” Ucap beliau sambil sesekali meneteskan air mata. Ya Allah, hati siapa yang tak tersentuh mendengar doa yang selalu nenek panjatkan? Hati mulia beliau hanya ingin punya rezeki yang cukup, supaya nanti saat beliau dipanggil oleh Allah Ta’ala tak perlu menyusahkan orang banyak.
Kepiluan bertambah kala mengetahui tak hanya kedua lansia diatas yang berjuang siang dan malam demi sesuap nasi, ternyata masih ada Kakek Su’ud (78) yang ikut berjuang mencari nafkah. Demi bisa menghidupi kehidupannya dan saudaranya, sehari-hari Kakek Su’ud bekerja sebagai pemulung dan mengumpulkan apa saja yang beliau temui di jalanan. Barang yang beliau temui biasanya hanya seharga Rp 10.000 dalam satu hari. Selagi barang yang beliau temui bisa bernilai rupiah, maka akan beliau ambil dan simpan untuk dijual.
Namun, sekuat apapun ia berusaha, nyatanya fisik yang sudah menua sering membuatnya hanya mampu mengumpulkan barang-barang bekas ala kadarnya. Apalagi langkahnya tak lagi segagah dulu, hanya bisa melangkah pelan-pelan. Hal ini dikarenakan Kakek Su’ud pernah mengalami patah tulang ketika ia ditabrak sepeda motor saat memulung.
Mari kita bantu ringankan beban para pejuang nafkah jalanan. Bantuan #Sahabat akan didistribusikan dalam bentuk memenuhi kebutuhan pokok harian, tambahan modal usaha dan berbagai kebutuhan mendesak lainnya. InshaAllah bantuanmu akan menghadirkan rasa bahagia tersendiri untuk mereka. Kamu bisa mulai bantu mereka, melalui cara :
1. Klik “DONASI SEKARANG”
2. Pilih Metode Transfer
3. Masukkan Nominal Donasi dan Lakukan Pembayaran
4. Dapatkan laporan donasi melalui email/aplikasi Amal Sholeh
Barakallahu Fiikum, Terimakasih Sahabat.
Fundraiser
Lihat Semua
Rian Ariona
Yuk jadi Fundraiser
program ini
Berita Terbaru
Lihat Semua27 Dec 2023
Mereka Masih Terus Berjuang
Assalamu'alaikum, Sahabat Kebaikan
Nek Yayan, Nek Muniram, dan Nek Tio hanyalah gambaran betapa masih banyaknya lansia di pelosok negeri yang harus berjuang demi bisa makan, meski tubuh semakin ringkih dan sakit-sakitan.
Sahabat Kebaikan, mari isi masa senja mereka dengan kebahagiaan. Hadiahkan paket pangan dengan sedekah atas nama orang tua.
Masih banyak nenek-nenek diluar sana yang menunggu kepedulian dan kasih sayang sahabat. Tolong mereka layaknya kita menginginkan masa tua yang nyaman dan tenang.
Jaazakumullah Khaer
Assalamu'alaikum, Sahabat Kebaikan
Nek Yayan, Nek Muniram, dan Nek Tio hanyalah gambaran betapa masih banyaknya lansia di pelosok negeri yang harus berjuang demi bisa makan, meski tubuh semakin ringkih dan sakit-sakitan.
Sahabat Kebaikan, mari isi masa senja mereka dengan kebahagiaan. Hadiahkan paket pangan dengan sedekah atas nama orang tua.
Masih banyak nenek-nenek diluar sana yang menunggu kepedulian dan kasih sayang sahabat. Tolong mereka layaknya kita menginginkan masa tua yang nyaman dan tenang.
Jaazakumullah Khaer
Donatur
Lihat Semua
Hamba Allah
8 bulan yang lalu
Rp 2.000
Hamba Allah
8 bulan yang lalu
Rp 2.000
Hamba Allah
8 bulan yang lalu
Rp 5.000
Hamba Allah
8 bulan yang lalu
Rp 1.000
Hamba Allah
9 bulan yang lalu
Rp 10.000