“Setiap hari kami makan sagu, keladi, dan pisang. Harga beras di sini mahal sekali bagi kami, apalagi makanan lain yang bergizi,” – anak pedalaman

Itu adalah curahan salah seorang anak dari Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat yang mengaku hanya makan beras setahun sekali dan tetap bertahan dengan konsumsi sagu setiap hari.

Di berbagai wilayah pedalaman, yang mereka pikirkan setiap hari adalah tetap bisa makan meski hidup di bawah garis kemiskinan. Ada yang terus memakan hasil olahan pertanian sendiri, namun tak bisa memenuhi kebutuhan gizi harian.

Ada juga yang bahkan sampai harus barter dengan tetangganya demi nutrisi yang bisa tetap terpenuhi di tengah keterbatasan ekonomi.

Tidak hanya karena kondisi ekonomi, mereka harus menempuh puluhan kilometer dengan jalan terjal berliku bahkan sebrangi lautan untuk mendapat akses makanan bergizi dari wilayah lain. Tak heran jika harga makanan bergizi melambung tinggi dan tidak ada masyarakat lokal yang mampu membelinya.

“Di sini banyak anak-anak kurus yang kurang gizi. Kebutuhan gizi harian mereka harusnya tinggi, tapi gak sebanding sama apa yang mereka makan sehari-hari,” ujar relawan Sahabat Pedalaman di lapangan.

Sahabat Baik, sekitar 19 juta penduduk Indonesia mengalami krisis pangan bergizi. Tim Sahabat Pedalaman mengajak Sahabat Baik untuk berbagi paket makanan bergizi di setiap wilayah pedalaman Indonesia. Yuk kirim paket gizi untuk mereka!