Operasi militer yang ditujukan Hamas kepada Israel dilatarbelakangi oleh serangan yang terjadi baru-baru ini kepada Masjid Al Aqsa, kekerasan terhadap pemukim Palestina, termasuk kekerasan kepada rakyat Palestina yang telah dialami puluhan tahun.

Palestina ingin bersuara kepada Israel dan Dunia bahwa Palestina berhak untuk tidak diam atas kesewenang-wenangan selama puluhan tahun ini dan Palestina berhak merdeka.

Palestina belum diakui sepenuhnya sebagai bangsa merdeka, secara data sebenarnya sudah 82% negara anggota PBB mengakui Palestina sebagai negara merdeka, namun Amerika dan sekutunya belum mengakui Palestina, tentunya Israel yang paling keras menolak.

Terbaru pada Ahad 8/10/2023, Dewan Keamanan Nasional Israel mengesahkan Darurat Militer. Ini bermakna Israel secara resmi sedang berperang. Perang akan dimulai dan semua tindakan akan dipimpin dan diambil alih oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF). Artinya IDF diberi lampu hijau untuk mengambil segala tindakan guna memulihkan perdamaian. Terakhir kali deklarasi ini dibuat adalah pada Perang Yom Kippur tahun 1973, 50 tahun yang lalu. Perdana mentri Israel, Netanyahu mengatakan “Kami akan melumpuhkan mereka tanpa ampun dan membalas hari kelam yang mereka timbulkan terhadap Israel dan warganya,”.

Tentu saja ini perang yang tak Imbang, kekuatan militer Israel masuk dalam kelompok 20 terbesar di dunia, mereka memiliki 601 pesawat terbang dan 241 jet tempur, 126 helikopter dan 48 Helikopter tempur atau penyerang dan 56 ribu kendaraan lapis baja serta, 300 mobil pelontar roket. Dan terpenting Israel didukung penuh Amerika dan sekutunya.