"Tedi yang semangat belajar sambil membantu neneknya bekerja, namun di antara kesibukannya itu, ia penuh semangat mengejar cita-citanya menjadi seorang guru."

Dalam sebuah desa kecil yang teduh, terdapat kisah hidup yang menggetarkan jiwa, kisah seorang anak bernama Tedi. Usianya baru menginjak 13 tahun, namun kisah hidupnya telah memaksa dirinya untuk tumbuh lebih cepat daripada seharusnya. Tedi hidup dari keluarga sederhana, ia tinggal bersama neneknya dan dua adik laki-lakinya yang masih belia, usia 8 dan 6 tahun.

Saat ini, Tedi duduk di bangku sekolah menengah pertama di MTS yang ada di desanya. Kegiatan sehari-hari Tedi adalah seorang pelajar, karena Tedi ingin mengejar mimpinya yang ingin menjadi seorang guru suatu hari nanti.

Nenek yang telah menjadi tiang penyangga kelurga kecil ini, dengan fisik yang semakin renta, tetap gigih bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka.

Ibunya telah meninggalkan Tedi dan kedua adiknya ketika mereka masih terlalu kecil untuk memahami arti kepergian, diikuti oleh kepergian misterius sang ayah yang menyisakan rasa kehilangan dan kekosongan. Meskipun begitu, kehidupan terus berputar, dan keluarga kecil ini harus terus melangkah maju.

Meski kondisi fisik nenek sudah melemah, ia tetap berjuang sekuat tenaga. Sebagai kuli ngarambet dan membantu merawat domba milik orang lain, nenek berusaha sekuat tenaga untuk menyediakan kebutuhan sehari-hari serta biaya sekolah Tedi dan kedua adiknya. Namun, pekerjaan yang tidak menentu membuat hidup mereka selalu dalam ketidakpastian.

Tedi pun berusaha untuk membantu neneknya, ia turut membantu dalam perjuangan keluarganya. Meski seharusnya diusianya yang sekarang ini ia masih bermain dan mengeksplorasi dunia bersama teman-temannya, ia bahkan rela mengobarkan waktu bermainnya untuk membantu neneknya. Membantu merawat domba milik orang lain bukanlah pekerjaan mudah, terlebih untuk seorang anak muda seperti Tedi.

Dengan semua perjuangan yang telah dia lalui, sangat disayangkan bahwa Tedi belum bisa membayar biaya pendidikan, biaya hidup untuk makan dan masih banyak kebutuhan hidup Tedi yang belum tercukupi lainnya. Kondisi ini yang membuat masa depan Tedi terancam dan mengkhawatirkan.

Setiap langkah yang diambil Tedi menjadi kisah perjuangan, inspirasi untuk tetap bersyukur dan cinta yang tak terukur. Dibalik keterbatasan hidup, Tedi terus melangkah maju, dengan setiap hari yang dijalani menjadi bukti keberanian dan ketabahan.

Oleh karena itu mari kita bersama-sama menjadi bagian dari solusi untuk membantu Tedi dan keluarganya. Program "Santunan Anak Yatim" mengajak para Sahabat Firdaus untuk memberikan dukungan finansial kepada anak-anak yang bersemangat seperti Tedi yang kurang mampu. Dengan bantuan Anda, Tedi dan anak-anak lain di desa ini akan memiliki peluang lebih baik untuk melanjutkan hidup dan pendidikan mereka sehingga mereka dapat meraih impian mereka.

Mari bantu Tedi dan anak yatim lainnya melalui cara berikut: