“Selama ini saya hanya bisa kasih makan anak ubi, singkong, dan talas,”

Begitulah curahan hati seorang ayah yang berasal dari Desa Eregi, sebuah desa di provinsi paling timur di Indonesia, yakni Papua. Ia sangat khawatir anaknya belajar di sekolah dalam keadaan lapar.

Berada jauh di pedalaman, tak semua bahan makanan tersedia di sana. Mereka harus menempuh jarak 15 kilometer jauh ke kota jika ingin membeli bahan makanan yang lebih lengkap.

Tentu saja hal itu bukan perkara mudah mengingat akses yang terbatas juga daya beli masyarakat yang tergolong rendah. Karenanya, masyarakat di pedalaman timur Indonesia harus kenyang makan dengan umbi-umbian saja.

Menteri Kesehatan Nila F Moeloek mengungkapkan, Indonesia Bagian Timur merupakan wilayah dengan angka anak pengidap stunting atau kekurangan gizi kronis terbanyak di Indonesia.

Begitu melihat relawan kami datang ke sana untuk memasak makanan bergizi, anak-anak dan warga merasa gembira. Warga sekitar dengan semangat membantu selama proses memasak.

Anak-anak juga terlihat begitu lahap saat menyantap lauk yang sebelumnya jarang mereka temui.

“Kami senang sekali bisa makan nasi, telur, ayam, dan sayur. Terima kasih kak,” ucap Herlin, salah seorang murid SMP di sana,

Sahabat, kebahagiaan ini takkan tercipta tanpa kepedulian Sahabat pada saudara kita yang berada di daerah timur Indonesia.

Jangan sampai kebahagiaan ini terputus begitu saja karena masih ada ribuan anak-anak kekurangan gizi lainnya yang butuh pertolongan.