Di Banjaran, Kabupaten Bandung, tepatnya jauh ke dalam wilayah perkampungan hidup seorang kakek berusia 102 tahun. Ia tinggal sendirian tanpa adanya sanak saudara yang menemani. Tapi, ia tidak sepenuhnya sendirian. Ada belasan kucing yang setia menemaninya.

Namanya Abah Omo, seorang penjual bambu keliling yang juga akrab disapa Abah Bambu. Setiap hari abah berkeliling dari satu kampung ke kampung lain sambil memikul bambu-bambu besar sepanjang 10 meter untuk dijual. Kadang abah merasa tidak kuat, tapi demi bertahan hidup abah rela terus berjualan.

Di gubuk sederhananya, belasan anabul lucu sudah menunggu kepulangan abah. Awalnya, kucing-kucing yang ada merupakan kucing liar yang sering datang ke rumahnya. Abah sering memberi makan mereka, sampai makin banyak yang berdatangan dan akhirnya jumlahnya belasan.

Bukannya mengusir mereka, abah justru merasa ada yang menemaninya. Apalagi ia hidup sendiri di usia yang sudah sangat senja. Abah sudah hidup sendiri sejak kehilangan istrinya 58 tahun lalu.

Abah begitu menyayangi kucing-kucingnya seperti keluarga sendiri. Saking sayangnya, abah sampai rela hanya makan nasi dan garam asalkan kucing-kucingnya bisa makan ikan pindang. Sungguh mulia hati dari Abah Omo.

Sayangnya, kebutuhan kucing-kucingnya tak bisa abah penuhi setiap hari. Apalagi mereka berkembang biak dan semakin banyak. Tapi abah begitu menyayangi mereka dan tak ingin sampai menelantarkan satupun kucing.

#KerabatBaik, yuk kita bantu dampingi perjuangan Abah Bambu dan para pahlawan kucing lainnya rawat kucing-kucing liar membutuhkan. Salurkan donasimu dengan cara:

Terima kasih,

Ruang Kita Mengabdi

___

Ikuti update aktivitas program ini melalui :

Instagram & Facebook: @kita.mengabdi @ruangkitapeduli

website: ruangkitamengabdi.org