“Saat ini kami berusaha semampu kami untuk merawat anak kami. Walaupun saat ini kami sudah tua, tak punya tenaga, dan tak punya banyak harta, tapi kami tak akan pernah berhenti dan menyerah dalam merawat dan menyayangi anak kami satu-satunya…”

Kakek Ismail (73th) dan Nek Nurhayati (63th) adalah pasangan lansia dhuafa yang tinggal di Dusun Lagang Geulanggang Teungoh, Kec. Kota Juang, Kab. Bireuen, Aceh. Di umurnya yang kini sudah memasuki usia tidak produktif, mereka masih semangat berjuang demi menghidupi anaknya satu-satunya, meski asa dan tenaga sudah hilang dari raga.

Untuk memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari, Kakek Ismail bekerja sebagai pengayuh becak untuk memenuhi kebutuhan hidup. Disaat orang-orang sudah bekerja menggunakan mesin, beliau tetap memilih bekerja menggunakan tenaga di usia senjanya. Bukan karena tak ingin, tapi karena tak mampu untuk sekedar memiliki motor mesin.

“Kalau ada orderan untuk mengantarkan barang, biasanya ada sedikit Rp20.000. Tapi, kalau untuk penumpang saat ini sudah jarang sejak Corona, dan sekarang juga banyak orang memilih untuk naik becak mesin, karena lebih cepat,” ujar Kakek Ismail.

Nenek Nurhayati sendiri, di usianya yang sudah senja memilih untuk ikhlas mendedikasikan dirinya untuk terus mengajarkan anak-anak di sekitar rumahnya untuk membaca Al-Qur’an. Semangat dan harapannya tak pernah pudar. Baginya, janji Allah sangat indah kepada siapapun yang mengajari ilmu agama.

“Saya ingat dengan pesan Teungku (Ustadz). Barangsiapa yang memberikan ilmu agama bagi orang lain, maka itu akan menjadi pahala jariyah,” ungkap Nek Nurhayati.

Kakek Ismail dan Nenek Nurhayati memiliki satu putri, Ikhwani yang kini berusia 34 tahun. Sayangnya, putri mereka satu-satunya itu memiliki keterbatasan, ia mengalami kelumpuhan sejak usianya masih 5 tahun.

“Anak kami sudah kami coba bawa ke Rumah Sakit untuk didiagnosa penyakitnya, dan memang dari Rumah Sakit juga menyimpulkan bahwa ini harus dirawat secara intensif. Namun, kami tak punya pilihan lain selain memilih merawatnya sendiri di rumah karena tak ada biaya.”

#OrangBaik, di tengah keterbatasan yang ada, Kakek Ismail dan keluarga kecilnya tetap hidup tanpa pernah lepas dari rasa bersyukur, serta saling mengasihi setiap harinya.

“Saya terus menjaga asa dan yakin bahwa Allah Maha Pengasih. Mungkin kami diuji di dunia, namun penghargaan besar Insha Allah akan menunggu kami di akhirat di kelak,” ungkap Kakek Ismail dengan senyum di wajahnya.

#OrangBaik, Kakek Ismail dan Nek Nurhayati membutuhkan uluran dan bantuan dari kita semua. Mari bersama-sama kita berikan bantuan terbaik untuk membantu keluarga kecil Kakek Ismail dengan cara:  

1.Klik tombol "DONASI SEKARANG"

2.Masukkan nominal donasi

3.Pilih metode pembayaran (GO-PAY/BNI/Mandiri/BCA/BRI/BNI Syariah/Kartu Kredit)

4.Klik "DONASI" dan ikuti langkah selanjutnya.

Tak hanya mendoakan dan berdonasi, kamu juga bisa membagikan halaman penggalangan dana ini ke orang-orang sekitar agar banyak yang membantu dan menemani perjuangan Kakek Ismail dan keluarganya.

Terima kasih banyak, #OrangBaik!

NB : Donasi dari Campaign ini juga akan dialokasikan untuk Program Pendidikan, Program Kesehatan,Program Kemanusiaan, Sosial Dakwah dan Lingkungan.