Mesin Semakin Menua, Mari Berwakaf Mesin Cetak Modern

Mesin pencetak Al Quran braille tertua di Indonesia ini masih tersimpan rapi dan masihi digunakan di tempat percetakan braille Yayasan Penyantun Wyata Guna (YPWG) Kota Bandung. Mesin yang dipergunakan sejak tahun 1952 itu telah berpuluh-puluh tahun mencetak Al Quran Braille untuk memenuhi kebutuhan rohani teman-teman penyandang tunanetra.

Mesin pabrikan Thomson tersebut merupakan hibah dari Yayasan Helen Keller International, yang diterima Indonesia pada masa kepemimpinan Presiden Soekarno. Yayasan yang dimotori oleh tokoh difabel internasional Helen Keller itu, membagikan mesin cetak konvensional tersebut ke-6 benua dan salah satunya ke Indonesia.

Mesin yang tersusun oleh besi-besi kokoh ini setiap harinya mencetak lembaran yang berisi tulisan timbul. Dengan adanya mesin ini, insan tunanetra yang dijaga pandangannya oleh Alloh mampu memaknai hidup sesuai dengan fitrahnya. Inilah mesin yang masih dijaga oleh Alloh fungsinya walau usianya sudah cukup tua dan sudah berpuluh-puluh tahun mencetak buku serta Alqur’an Braille.

Dengan kondisi mesin braille yang terus bertambah tua, tentunya biaya operasional perawatan mesin ini akan terus bertambah. Apalagi ketika bulan Ramadhan tiba, ketika banyak insan tunanetra membutuhkan al-qur’an braille, maka beban kerja mesin manual ini akan bertambah.

Menurut Sofyan Assandi, salah satu pengelola Yayasan Penyantun Wyata Guna (YPWG) masa aktif penggunaan mesin braille tua ini bisa saja kurang dari 10 tahun pemakaian kedepannya, jika perawatan tidak dirutinkan atau kekurangan operasional perawatan.

Maka dari itu, kehadiran mesin cetak yang lebih modern tentu sangat membantu para pengelola agar beban penggunaan mesin cetak manual ini tidak terlalu berat.

Adapun Harga 1 unit mesin modern ini adalah $4,195 atau Rp70.824.942 di Swedia, adapun harga mesin saat tiba di Indonesia mencapai Rp100.000.000 termasuk pajak bea cukai dan biaya lainnya.

Duta Amal, mari bantu para pembuat al-qur'an braille melalui program Berbagi Tanpa Henti memberikan kemudahan mencetak Al-Qur’an Braille untuk dibaca para insan tunanetra serta jariyahkan harta kita untuk perawatan mesin cetak Al-Qur’an Braille tertua di Indonesia yang masih aktif ini.