YUK SAHABAT BANGUN SARANA INFRASTRUKTUR SUMBER AIR BERSIH (MCK)

UNTUK PONDOK-PONDOK PESANTREN DI WILAYAH DAERAH-DAERAH PELOSOK.

PPI 176 Al Ma'ruf, alamat : Kp. Awi Puncak RT.04/RW.09 Desa Cibodas, Kec. Pasirjambu Kab. Bandung

Tak hanya di musim kemarau, di musim penghujan pun warga Dan pondok pesantren masih kesulitan air bersih. Pondok pesantren di wilayah Daerah-daerah Pelosok Dan Warga masyarakat menantikan, merindukan Adanya sarana infrastruktur sumber air bersih (MCK)

Setiap hari anak-anak santri yang belajar

DI PPI 176 Al Ma'ruf, alamat : Kp. Awi Puncak RT.04/RW.09 Desa Cibodas, Kec. Pasirjambu Kab. Bandung

di Desa Cibodas, Kec. Pasirjambu Kab. Bandung

diwajibkan untuk membawa sebotol air ke sekolah. Namun air tersebut bukan untuk diminum, melainkan mengisi toren penampung air yang akan digunakan untuk keperluan MCK di pesantren. Peraturan ini diterapkan karena Pesantren tidak memiliki cadangan air bersih sendiri. Sumbangan air dari anak-anak santri sangat diandalkan, walaupun pada kenyataannya tetap tidak mencukupi kebutuhan yang ada. Dengan ketersediaan air yang sangat terbatas, dapat dibayangkan seperti apa kondisi fasilitas MCK di pesantren tersebut.

Problem kesulitan air bersih tidak hanya terjadi di lingkungan pesantren, tetapi merupakan masalah yang sudah lama melanda sebagian besar wilayah Daerah-daerah pelosok.

PPI 176 Al Ma'ruf,sendiri merupakan nama salah satu pondok pesantren
yang terdapat di desa Cibodas tersebut. Desa Cibodas ini memiliki beberapa dusun, kerap mengalami kekeringan di musim kemarau. Sementara di musim hujan penduduknya mengandalkan air bersih dari rembesan-rembesan mata air yang ada di akar pohon.

Jumlah santri pondok pesantren pada tahun 2021 tercatat sebanyak 200 santri yang terdiri dari santri putra dan putri, tak hanya para santri di pondok pesantren warga sekitar pun mengalami Kesulitan air bersih sebanyak 304 KK. Umumnya kepala keluarga ini merantau ke kota dan sebagian kepala keluarga lain melakukan pekerjaan tani. Para perantau pulang ke kampung berkumpul dengan keluarga saat Hari Raya Idul Fitri. Jadi sehari-hari diluar bulan Syawal desa lebih banyak dihuni oleh kaum perempuan dan anak-anak. Merekalah yang bergelut dengan kesulitan air bersih.

(Air Tanah Langka)

Lokasi Desa Cibodas termasuk daerah air tanah langka, sehingga tidak potensial dilakukan pengeboran. Tanggal 25 Oktober 2021 Tim Yayasan Amanah Muhsinin Peduli Umat (yampu) melakukan survei ke daerah ini dan melihat distribusi air bersih yang ada adalah sistim pengambilan air dari sumber air secara individu dengan menarik selang atau pipa PVC ke masing-masing rumah dengan biaya pribadi. Panjang pipa bervariasi dari 100 meter hingga 500 meter dari sumber air ke rumah mereka. Ada juga warga yang melakukan patungan pengadaan pipa atau selang untuk kebutuhan tiga rumah.

Semua sumber air berada di tanah milik pribadi. Pada musim kemarau warga tidak leluasa mengambil air di sumber yang ada. Seperti di pondok pesantren, sumber air di pondok ini berada pada cekungan aliran parit yang terbentuk oleh alam dan keluar dari rembesan akar dan bebatuan dan pohon-pohon besar. Kondisi Pondok pesantren dan warga masyarakat hampir sama. Terdapat sumber air di kawasan pegunungan. hanya terpasang selang untuk dialirkan ke pondok pesantren dan warga masyarakat.
Pernah ada warga yang tergolong orang berada melaksanakan pengeboran sumur dengan kedalaman 55 meter, yang dibuat sendiri, Namun kapasitasnya air nya debit volume nya tidak ada, bisa di bilang gagal pengeboran.

Debit airnya kecil tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan.

yang kondisinya paling parah karena posisinya berada paling tinggi adalah sekitar Area pondok pesantren daerah ini tidak ada sumber air. Bahkan di saat musim penghujan pun mereka tidak bisa menikmati air bersih. Untuk keperluan sholat di Mushola, seperti berwudhu, santri dan warga terpaksa mengandalkan air buangan kolam dan pengairan.

Tim Yayasan amanah Muhsinin peduli umat dipimpin Ustadz Addit All Mubarok, dengan didampingi para santri dan juga Guru Ngaji serta warga masyarakat, menelusuri sumber air yang diharapkan dapat membantu mengatasi kesulitan air bersih di pondok pesantren dan warga masyarakat, terutama di daerah pondok pesantren yang berada 1 kilometer di bawah perkampungan. Sumber air yang dicari berada di pegunungan. Untuk mencapai lokasinya TIM Yayasan Yampu berjalan kaki selama 40 menit, menempuh jarak 1 kilometer lebih melalui pematang sawah. Di daerah perbukitan Tim Yayasan amanah Muhsinin peduli umat menemukan hamparan sawah dengan padi yang menghijau membentang seluas 17 bata (setara dengan luar 221 meter persegi). Sawah tersebut terairi dengan baik. Pada dinding sawah merembes air, padahal saat itu musim kemarau. Kondisi ini sangat kontras dengan masalah kesulitan air bersih yang dialami warga Desa Cibodas.

Sumber air yang dimaksud berjarak sekitar 1,5 kilometer di atas. Posisinya berbeda ketinggian sekitar 30 meter diatas perkampungan. Sumber air tersebut berupa mata air yang keluar dari tanah bebatuan. Debit airnya diperkirakan 0,5 liter per detik milik pak Hardi, warga desa sebelah. Warga Desa Cibodas belum pernah memanfaatkan sumber air ini karena lokasinya yang cukup jauh dan letaknya di luar wilayah desa.

Sumber air di Desa sebelah inilah yang hendak dijadikan program wakaf air bersih “Wakaf infrastruktur sumber air bersih (WISAB) sebagai solusi untuk mengatasi kesulitan air bersih di pondok pesantren dan warga masyarakat sekitar. Tim yampu akan melakukan upaya agar air di Desa sebelah ini bisa mengalir sampai ke rumah-rumah warga masyarakat dan pondok pesantren Untuk itu TIM yampu telah melakukan langkah-langkah kongkrit tahap awal demi merealisasikan rencana ini, seperti mengadakan pertemuan dengan tokoh masyarakat dan warga Desa yang sangat gembira dengan hadirnya program WISAB ini. Mereka sudah lama menantikan solusi atas kesulitan air bersih.

Tim YAMPU juga mendatangi dan berdiskusi dengan tokoh dan masyarakat Desa sebelah, tempat sumber air berada. Sebelumnya terdengar kabar ada penolakan dari warga terhadap proyek WISAB ini, karena khawatir bila sumber air dibendung sistem pengairan sawah mereka akan terganggu. Setelah bertemu langsung dengan Tim yampu, warga Desa sebelah paham dengan niat baik proyek ini, dan malah berbalik mendukungnya. Tim YAMPU secara sengaja menemui, pemilik lahan lokasi sumber air. Yang Pada prinsipnya tidak keberatan dengan proyek WISAB-WAKAF INFRASTRUKTUR SUMBER AIR BERSIH, dan berkenan menjual lahan miliknya tersebut seluas 221 m2 kepada TIM YAMPU seharga Rp65 juta, agar kegiatan pembangunan proyek WISAB berjalan dengan leluasa.

Rencana Pekerjaan

Tim YAMPU sudah menyusun lingkup Rencana Pekerjaan Wakaf infrastruktur sumber Air Bersih Desa Cibodas,
Tahap 1, yang diuraikan sebagai berikut:

Test geologi tanah dengan Peralatan Geolistrik.
Test laboratorium air sampel dari sumber air.
Pembebasan Lahan tempat sumber air seluas 221 m² .
Membuat bangunan bak di sumber mata air kapasitas 2,5 m³.
Membuat bak tampung kapasitas 15 m³ di pondok pesantren.
Membuat bak tampung kapasitas 15 m³ .
Memasang jaringan pipa HDPE dia 2 inchi sejauh ± 1500 meter dari sumber air ke pondok pesantren.
Memasang jaringan pipa HDPE dia 1,5 inchi sejauh ± 1500 meter dari Dusun pondok ke warga masyarakat sekitar.
Pemasangan instalasi pipa PVC ke rumah-rumah yg dekat dengan jalan.
Melihat antusias masyarakat Desa Cibodas untuk mendapatkan air bersih, khususnya santri, YAMPU bertekad untuk merealisasikan proyek ini selekas mungkin. Semakin banyak yang berpartisipasi untuk mendukung proyek ini, akan semakin cepat proyek ini terealisi. Semoga Allah memberi pertolongan, serta kemudahan dan kelancaran untuk mewujudkan pembangunan wakaf infrastruktur sumber air bersih (WISAB) di di pondok pesantren Di Desa Cibodas.