Gerakan Kembali ke Masjid adalah sebuah pergerakan yang mengajak seluruh orang baik agar dapat membersamai langkah Dakwah yang bertujuan untuk mengenalkan, meluaskan, serta menyebarkan Definisi ISLAM yang sebenarnya, sehingga dapat menjelaskan dan menyelaraskan perspektif. Hal ini tentunya memiliki tujuan utama yakni mengajak untuk dapat Kembali Ke Masjid.

****

Shalat. Sebelum shalat, wudhu. Sebelum wudhu, mandi. Sebelum mandi, gosok gigi. Sebelum gosok gigi, pipis.

Wudhu di masjid, mandi dan gosok gigi di masjid, pipis juga di masjid.

Habis shalat, belajar di masjid. Sebelum belajar, makan. Habis makan, beli minum dan buah-buahan.

Belajarnya di masjid. Makannya di masjid. Beli minum dan buah di masjid.

Habis belajar pipis lagi, gosok gigi, mandi, wudhu dan shalat lagi.

Semuanya di masjid. Di semua tempat yang dibangun oleh masjid.

Habis belajar, kerja di sekitar masjid. Ada yang kerjanya ngajar, ada yang ngurus baitulmaal, ada yang mengoperasikan warung, toko, jualan, ngurus ladang, ngurus hewan ternak, ada yang mengurus administrasi, surat menyurat dan keuangan.

Habis itu pulang ke rumah. Rumahnya punya masjid. Pulangnya pake kendaraan punya masjid. Sebelum pulang jemput anak sekolah. Sekolahnya punya masjid.

Hari libur ajak keluarga ke kebun. Kebunnya milik masjid. Anak-anak main di kebun bersama anak-anak pengurus masjid. Memanjat pohon, main layangan, bermain dengan ayam dan burung milik masjid.

Beranjak siang shalat di surau kebun. Wudhu dan bersih-bersih di kamar mandi surau.

Habis shalat makan. Sebelum makan, masak. Menanak nasi dari beras yang diberi masjid. Ayam dan telur ambil di kandang. Sayur, tomat dan cabe memetik di kebun. Masaknya di dapur surau. Makannya di serambinya.

Anak-anak membesar lalu sekolah di sekolah masjid. Lalu nikah dengan anak-anaknya sesama pengurus masjid.

Maharnya seperangkat alat shalat hadiah dari Pengasuh Masjid. Masyaallah!

Habis nikah, resepsi. Resepsinya di aula milik masjid. Yang menghias eo punya masjid. Yang bikin foto dan video anak-anak masjid. Makanan buat tamu bikin di dapur masjid. Beras dan lauk pauk ambil di kebun.

Habis resepsi, honey moon di hotel. Hotelnya milik masjid. Waktu azan, turun dan shalat di masjid.

Setahun berikutnya, anak-anak sudah punya baby. Sudah harus ada rumah tangga, rumah untuk meniti tangga kehadirat-Nya.

Tanah buat bangun rumah milik masjid. Akadnya pinjam. Ga perlu beli.

Material bagunan beli di toko milik masjid. Yang bangun rumah, ratusan santri. Insyaallah seminggu jadi

Air untuk minum sedot dari tanah. Udara untuk bernafas sedot dari atasnya. Semua gratis dari Allah SWT. Ga perlu bayar, ga perlu utang bank.

Bayarnya hanya dengan mengingat-Nya. Bayarnya hanya dengan menjaga ketaatan beribadah kepada-Nya.

Bersyukurlah orang-orang yang beriman. Orang-orang yang mengikuti sistem-Nya, aturan-Nya, cara berpikir, bersikap dan bertindak yang sesuai dengan SOP-SOP-Nya.

Ga pusing urusan bersaing. Ga tertekan dengan tekanan debt collector orang benk.

Juga ga perlu ribet-ribet mengangkat izzah dengan menempelkan pangkat, jabatan, kekuasaan atau aneka brand yang disablon di baju dan sepatu.

Karena izzah mu ada pada moral dan kemanfaatan mu. Karena izzahmu terbangun dari kualitas ketaatan kepada Pencipta mu. (-K. Beni Sulatiyo-)