Di Indonesia, sekitar 3,3% dari total penduduk usia 5-19 tahun mengalami disabilitas (Kemenko PMK, 2022). Salah satu dari mereka adalah Muhammad Fadhlan. Seorang anak berusia 6 tahun yang saat ini duduk di bangku Taman Kanak-Kanak (TK).

Berbeda dari teman seusianya, Fadhlan harus menerima kenyataan bahwa ia terlahir dengan satu kaki, “Pertama kali sekolah, Fadhlan agak minder, Bu. Seringkali dia ditanya oleh teman-temannya, ‘Kakinya ke mana?’ Kadang ada yang membuli juga. Tapi dengan tenang, Fadhlan menjawab, ‘Ini dari Allah.’ Itu yang selalu saya ajarkan kepada anak saya,” Ujar Ayah Fadhlan.

Kekurangan fisiknya tidak pernah membuat Fadhlan merasa putus asa atau murung, Fadhlan tumbuh menjadi anak yang ceria dan semangat dalam belajar. Fadhlan aktif bermain, belajar mengaji, dan bersekolah bersama teman-temannya. Namun, seperti anak seusianya Fadhlan juga ingin bisa berjalan, berlari, dan bermain bersama teman-temannya tanpa hambatan.

“Saya sebagai orang tua kadang merasa pesimis, Bu. Apakah anak saya akan mendapatkan bantuan kaki palsu?” ucap Ayah Fadhlan, penuh harap. Ayah Fadhlan hanyalah seorang tukang bangunan tidak tetap. Jangankan memikirkan untuk membeli kaki palsu, penghasilan yang tidak menentu membuat kebutuhan sehari-hari mereka seringkali sulit untuk dipenuhi.

Teman Kebaikan, mari bersama wujudkan harapan Fadhlan untuk mendapatkan kaki palsu yang dapat membantunya bergerak lebih leluasa. Satu kaki palsu adalah masa depan, dan kesempatan bagi Fadhlan untuk mengejar cita-cita dan menjalani hidup dengan penuh keceriaan.

Semoga setiap kebaikan yang kita berikan menjadi pahala yang tak terputus di dunia dan akhirat. Aamiin.