Bingkisan Lebaran Untuk Guru Ngaji di Pelosok Desa

Beratnya perjuangan para guru di pelosok desa seringkali tidak diimbangi kompensasi yang memadai. Terjalnya medan perjalanan, menjadi cerita keseharian guru-guru yang setia mengajar dan mendidik anak-anak di pelosok desa.

Gaji Rp 50.000 per bulan, tak pernah membuat guru-guru ngaji di Yayasan Munashoroh Indonesia ini patah semangat. Mulai dari mengajak anak-anak untuk mengaji dan mengelola rumah quran di pelosok desa bukan perkara mudah. Tantangannya tak hanya urusan dana dan keterbatasan fasilitas, tapi persoalan mental anak-anak yang tak mau lagi mengaji, lebih memilih bermain. 

Tapi para guru ini selalu teringat dan termotivasi akan sebuah hadits, orang yang mengajar dan menyampaikan ilmu, lalu ilmu yang diserap oleh murid-muridnya, maka ada pahala yang mengalir deras untuk para guru dan ustadz meskipun mereka telah tiada. Rasulullah SAW bersabda, “Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara yaitu sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, dan do’a anak yang sholeh.” (HR. Muslim no. 1631)

Dalam hadits yang lain, Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya.” (HR Muslim, no.3509).

Di bulan Ramadhan yang penuh berkah ini, Yayasan Munashoroh Indonesia ingin mengajak sahabat baik hati mengapresiasi guru-guru mengaji tersebut dengan memberikan berbagai penghargaan atas jasa-jasa mereka. Mari kita muliakan para guru ngaji. yang telah membimbing kita mengajari al quran dan maknanya kepada anak-anak bangsa ini.