Meskipun dilahirkan dengan kelainan fisik tanpa dua kaki dan tangan yang tidak sempurna, Ustadz Rahmat dengan keterbatasannya, telah memberikan kontribusi berharga bagi anak-anak di wilayahnya sebagai guru ngaji.

Mengajar ngaji Al-Quran selama 25 tahun, Ustadz Rahmat membuka hatinya tuk lebih dari 50 anak, mulai dari tingkat SD hingga SMA. 

Tanpa meminta imbalan, ia mengabdikan dirinya untuk mencetak generasi muda yang berakhlak baik. 

Ketimbang meminta-minta, Ustadz Rahmat lebih memilih memberikan manfaat kepada anak-anak Panjalu, terutama untuk mencegah mereka terjerumus ke dalam perbuatan negatif seperti narkoba dan minuman keras.

Dengan amanah dari orang tua, Ustadz Rahmat meneruskan tradisi mengajar ngaji anak-anak. Dulu ngaji di masjid, tapi sekarang sedang dibangun, jadi ngajinya pindah ke rumah, ujarnya. Ia mengajar pada siang hari selepas salat Dzuhur dan sore hari selepas salat Magrib. Meskipun tanpa penghasilan, Ustadz Rahmat tetap bersyukur dan berharap mendapatkan pahala di akhirat.

Ustadz Rahmat tak hanya memiliki semangat mengajar yang luar biasa, tetapi juga mendapat dukungan dari isteri solehah, Rosmanah. 

Bersama-sama, mereka menyebarkan syiar agama di jalan Allah. Ustadz Rahmat berharap agar anak-anak yang diajar tetap menjaga perilaku dan mengikuti ajaran agama, menjauhi perilaku negatif.

Keinginan ke depan saya hanya ingin terus berbakti mengajar anak-anak mengaji ujarnya. 

Harapannya yang terbesar adalah memiliki bangunan pondok pesantren untuk mengajar anak-anak ngaji dan rumah yatim, karena ia merawat dan membiayai belasan anak yatim piatu.

Sahabat itulah cerita Pa Rahmat yang begitu menginspirasi, kami berinisiasi mewujudkan keinginan mulianya membangun Pesantren Yatim yang jadi cita2 besarnya. Melalui sedekah bersama-sama dengan cara:

Terima kasih,

Ruang Kita Peduli

___

Ikuti update aktivitas program ini melalui :

Instagram & Facebook: @ruangkitapeduli

website: ruangkitapeduli.org