
Jadi Buruh Demi Beli Telur: “Biar Cucu Nenek Pintar”
Di usia tuanya sudah seharusnya Nek Ima istirahat dan bermain dengan cucu. Namun, kedua cucunya harus ia jamin kebutuhan pangannya.
Info Lembaga

Yayasan Al-Iman
Tentang program
“Nenek masih kerja biar bisa beli telur, biar cucu jadi anak pinter di sekolah,” kata Nek Ima.
Itulah jawaban yang selalu nenek berikan setiap ada tetangga yang bertanya, “Nek, kok masih aja jadi buruh pabrik? Kapan istirahatnya Nek?”
Nenek kami tidak punya pilihan lain. Kami, Juanda (11 tahun) dan Yadi (9 tahun) sekarang menjadi cucu yatim yang selalu merepotkan nenek setiap hari. Karena bapak sudah wafat, dan ibu kami meninggalkan kami tanpa sebab. Akhirnya Nek Ima-lah yang membesarkan kami.
Namun hebatnya Nenek kami nggak pernah kelihatan lelah merawat kami. Nek Ima yang sudahsangat ringkih tetap berjuang membesarkan kami dengan menjadi buruh kemplang.
Upahnya nenek cuman 20 ribu sehari, tetapi selalu selalu disisihkan untuk beli makanan murah dan kaya nutrisi: telur. Kata nenek, biar kami jadi anak sehat, pintar, dan sukses.

Om, Tante, dan kakak-kakak semua. Selain jadi buruh kemplang, sebenarnya Nek Ima sudah 23 tahun bekerja sebagai tukang urut
Tapi baru-baru ini Nek Ima bilang sama kami bahwa sekarang Nenek nggak sekuat dulu. Tenaganya makin berkurang. Jadi sehari cuman bisa mengurut satu orang saja.
Namun, bukannya istirahat, sejak itu, Nenek malah banting setir menjadi buruh lepas pembuat kemplang. Nenek
Upah 20 ribu-nya dibayarkan jika kemplang sudah kering terjemur. Saat musim hujan, Nek Ima seringkali tidak memiliki uang karena kemplang yang dibuatnya masih basah.
Kalau nggak ada pemasukan begini, Nek Ima hanya makan nasi saja, atau menahan lapar agar kami cucunya bisa tetap makan yang baik.

Nek Ima memperhatikan sekali asupan makan kami, tapi beliau lupa mengurus diri sendiri.
Hari ini Nenek sering mengeluh sesak dan juga sakit kulit, mungkin karena terus menerus mengkonsumsi air terkontaminasi limbah. Karena kami tinggal di gubuk di atas sungai, tepatnya di atas muara sungai Dusun 1 Desa Muara Baru Kec. Pamulutan Kab. Ogan Ilir Sumsel. Di sana orang-orang menggunakan air sungai untuk buang air, mandi, hingga mencuci.
Walaupun gubuk kecil kami belum punya sumber air bersih, Nek Ima selalu berpikir, setidaknya Nenek bisa menjaga kesehatan kami cucu-cucu yatimnya lewat asupan makan yang bergizi. “Pokoknya biar cucuku pintar dan bisa sekolah tinggi,” kata nenek.

Om, Tante, dan kakak-kakak semua, apakah berkenan untuk membantu Nenek kami?
Nek Ima sudah berjuang keras selama hidupnya. Urusan makan, nenek selalu mendahulukan yang terbaik buat kami tetapi nenek nggak pernah memikirkan kesehatannya. Kami ingin melihat nenek sehat dan bisa makan layak di usianya yang sudah menginjak 78 tahun ini. Maukah Om, Tante dan kakak membantu kami?
Disclaimer: Insya Allah sedekah Anda akan dikonversikan menjadi sembako dan kebutuhan dapur lainnya untuk menjamin asupan Nek Ima beserta lansia dan keluarganya lainnya
Salurkan sedekah terbaik dengan cara:
Klik tombol Donasi
Masukan nominal sedekah
Pilih metode pembayaran
Selesaikan dengan lanjutkan pembayaran
Dapatkan update dan laporan program melalui email/whatsapp yang Sahabat cantumkan
Kantor Yayasan Al-Iman
Jl. Raya Cileunyi - Rancaekek Rt 01 Rw 04 Kec. Cileunyi kab. Bandung Jawa Barat 40394
Informasi & Konfirmasi Donasi
Whatsapp Center: 081224221532
Belum ada Fundraiser
Ayo jadi bagian dari #JembatanKebaikan dengan membagikan program ini
Berita Terbaru
Lihat Semua23 Aug 2022
Pencairan Dana Rp 6.176.085
Akan digunakan untuk bantuan pendidikan dan pangan bagi nek Ima dan kedua cucunya selama 3 bulan ke depan
Donatur
Lihat SemuaHamba Allah
2 tahun yang lalu
Rp 50.663
Hamba Allah
2 tahun yang lalu
Rp 50.000
Hamba Allah
2 tahun yang lalu
Rp 25.000
Hamba Allah
2 tahun yang lalu
Rp 25.000
Hamba Allah
2 tahun yang lalu
Rp 25.683