“Kami sudah tidak punya keluarga, sudah lama kami hidup bersama,” Ujar Mbah Sami. Tiga lansia bersaudara ini (Mbah Sami, Mbah Atim, Mbah Munti) sudah 30 tahun lamanya hidup bersama. Suami mereka sudah meninggal, dan dua diantaranya tidak mempunyai anak. Rumah yang mereka tinggali sangatlah sederhana, bahkan bisa dibilang tidak layak. Sanitasi yang kurang terjaga, dinding rumah yang rusak, tidak ada penerangan, dan peralatan masaknyapun masih menggunakan tungku api. Padahal, para lansia ini seharusnya mempunyai fasilitas yang memudahkan aktivitasnya.

“Kompornya juga masih pakai tungku, Mas. Jadi harus cari kayu juga biar bisa masak,” Tambah Mbah Sami. Bulan lalu rumah yang mereka tinggali sempat terbakar akibat semburan api dari tungku yang mereka gunakan untuk memasak. Dinding rumah mereka terlalap api. beruntung masih bisa dipadamkan Mbah Sami.

Dalam keadaan apapun, mereka tetap rukun dan saling membantu satu sama lain. Sang kakak (Mbah Sami) salah satu matanya terkena penyakit namun ia masih gigih dalam menyiapkan kebutuhan sehari-hari seperti memasak. Mbah Atim juga terkena penyakit tumor kulit dan seringkali kambuh. Bahkan saat tim relawan berkunjung ke rumahnya, ia sedang merasakan gatal di sekujur tubuhnya. Penyakitnya belum pernah diobati karena keterbatasan biaya.

Untuk penuhi kebutuhan sehari-hari, terkadang tetangga mereka memberi beras agar tiga lansia ini bisa makan. Lauk yang mereka makan, didapatkan seadanya dari kebun sekitar rumah. Sahabat, betapa prihatinnya kehidupan 3 lansia bersaudara ini. Maukah sahabat bantu sejahterakan kehidupan mereka?