Apa yang biasanya dilakukan anak remaja?

Belajar, bermain, dan mencari tau banyak hal. Tapi di Labuhan Batu sana, ada remaja-remaja yang tak bisa melakukannya.

Adalah Liman (16) dan Yogi (11),kaka beradik penderita Duchenne Muscular Dystophy (DMD). Kondisi dimana otot-otot progresif mereka terlahir lemah. Mereka sering terjatuh, sulit bangkit dan berdiri, tak bisa berlari, dan tak mampu belajar. Tubuhnya lunglai begitu saja.

Bagaimana perasaan kedua orang tuanya? Hancur sekali. Tapi Bapak Supriadi dan Ibu Samini tak berhenti mencari jalan kesembuhan bagi kedua putranya ini. Liman dan Yogi sudah pernah diperiksakan ke salah satu rumah sakit di Medan. Dari sana, ia direkomendasikan untuk menjalani pengobatan dan terapi berkelanjutan di salah satu rumah sakit di Jakarta.

Namun untuk membawa kakak beradik ini ke Jakarta tidaklah mudah. Jangankan biaya pengobatannya, ongkosnya pun tak ada. Pengobatan mereka harus tertunda karena keterbatasan kondisi ekonomi keluarga.

Sang ibu pun harus lebih bersabar, menunggu anak-anaknya sembuh. Ia ingin sekali melihat anak-anaknya bisa berdiri, berlari, belajar dan mengaji seperti anak lainnya. Tapi, apakah kesembuhan Liman dan Yogi nihil karena mereka miskin?

Sahabat, yuk bantu Liman dan Yogi! Bantu dengan cara klik “DONASI SEKARANG”. Donasimu akan menghadirkan kebahagiaan untuk kakak beradik ini.

Terima kasih, Sahabat!