Ilham hanya bisa merintih menahan sakit, sambil sesekali memegangi kakinya yang digerogoti kanker ganas. Sudah 2 tahun ini Ilham berjuang dengan kanker di kakinya.

Awalnya ia tersandung ketika sedang menggembala sapi. Kejadian itu membuat kakinya benjol. Benjolan itu bukannya sembuh, tapi lama kelamaan justru bertambah besar dan nyeri sekali rasanya.

Karena tak kunjung sembuh, Ilham segera dibawa ke rumah sakit. Dokter mengatakan, benjolan tersebut bukanlah luka, tapi kanker.

Kanker yang ternyata sudah ganas membuat dokter harus mematahkan tulang paha Ilham, agar kankernya tidak menyebar ke bagian tubuh lainnya.

Jika terus dibiarkan, kanker bisa menyebar ke bagian tubuhnya yang lain dan bisa juga mengancam nyawanya.

Ilham sudah tidak sanggup menahan rasa nyeri kankernya karena cairan kanker di kakinya juga harus terus disedot terus-menerus agar terhindar dari infeksi.

Namun, keluarga Ilham mengalami keterbatasan ekonomi, sehingga untuk melanjutkan pengobatan medis dan kemoterapi tampak mustahil.

Ayah Ilham yang bekerja sebagai buruh tukang bangunan tetap mengusahakan pengobatan medis anaknya bisa terwujud. Namun, upah 80.000/hari tidak cukup untuk membiayai pemeriksaan di rumah sakit, apalagi ayah Ilham bekerja ketika ada panggilan saja.

“Saya ingin sekali bawa Ilham ke rumah sakit, tapi upah saya juga harus digunakan untuk kebutuhan sehari-hari dan biaya sekolah adik-adiknya Ilham,” cerita sang Ayah.

Sahabat Baik, jangan sampai Ilham mendapatkan penanganan yang terlambat. Ayo kita segera bantu pengobatan kanker Ilham sebelum nyawanya terancam!