Sejak masih berada dalam kandungan ibunya, Fabian tidak bisa tumbuh layaknya anak lain. Hidrosefalus bersarang di kepalanya, sementara itu, langit langit mulutnya sumbing sehingga saat lahir Fabian kesulitan mengonsumsi asi ataupun susu formula. Bahkan makanan dan minuman yang masuk selalu berpotensi keluar dari hidung.

Ayah dan Ibu Fabian mengaku hampir pingsan saat tau anaknya mengidap penyakit hidrosefalus dan lahir dalam kondisi mulut yang tak sempurna. “Kami gak tega lihat anak kami tumbuh dengan kondisi yang memprihatinkan ini,” ucap Bu Julita, ibu Fabian.

Sudah dua tahun Fabian hidup bergantung pada pengobatan medis. Bahkan, saat usianya 3 bulan, Fabian telah melangsungkan operasi mengalirkan cairan di dalam kepalanya melalui selang yang tembus ke perut. Kedua orangtua Fabian yang hidup di bawah garis kemiskinan pun semakin kesulitan membayar biaya operasional pengobatan, mulai dari ongkos, vitamin, hingga perlengkapan medis seperti kapas, kasa, dan selang. Ayah Fabian seorang buruh tani dengan upah tak seberapa dan hanya cukup digunakan makan sehari-hari.

Dari hari ke hari, kepala Fabian makin tak normal. Dokter mengatakan, Fabian harus rutin mengeluarkan cairan yang berada di kepalanya. Di sisi lain, Fabian tinggal di Desa Harapan Makmur Kecamatan Muara Lakitan Kabupaten Musi Rawas Provinsi Sumatera Selatan yang mana berada di desa terpencil dan jauh dari akses transportasi. Bahkan, sinyal telepon seluler pun sulit didapatkan.

Tak sampai di situ, dokter juga menemukan fakta mengejutkan mengenai kondisi Fabian, ia rupanya mengidap down syndrome. Kelainan ini jugalah yang membuat matanya seringkali melihat ke arah yang tak beraturan.

Sobat Quran, Fabian membutuhkan pertolongan kita. Jangan biarkan Fabian lebih lama merasakan sakit. Mari bantu Fabian wujudkan operasi sumbing langit-langit mulut dan hidrosefalus.