Umurnya belum genap 3 tahun, tapi Dik Ahmad sudah harus menanggung rasa sakit yang luar biasa. Tumor bersarang di pipinya dan terus membesar hingga sebesar kepalan tangan.

Dik Ahmad tinggal bersama ibu dan ayahnya yang bekerja sebagai kuli bangunan di Kampung Ketangga, Desa Masbagik Utara, Kec. Masbagik, Kab. lombok Timur, Prov. NTB. Sudah setengah tahun Dik Ahmad mengidap tumor pipi. Awalnya hanya bengkak kecil di bibir, namun lambat laun kondisi bengkak tersebut semakin parah hingga kini menjalar ke pipinya. Kondisinya yang kian memprihatinkan membuat Dik Ahmad kesulitan untuk makan, sehingga kondisinya sering bertambah parah karena tak mendapatkan asupan makanan yang cukup.

Rasa perih juga membuat Dik Ahmad kesulitan bahkan untuk menangis sekalipun. Saat pertama kali didiagnosis idap tumor pipi, dokter mengatakan pada keluarga Dik Ahmad untuk melakukan kontrol rutin. Namun, ketidakberdayaan ekonomi membuat ayah dan ibu Dik Ahmad terus menunda pengobatan buah hatinya.

“Siapa yang gak mau anaknya sehat, kami juga sama. Tapi penghasilan suami saya cuma cukup untuk makan sehari-hari,” ucap Bu Maria

Dik Ahmad juga memiliki kakak berusia 10 tahun yang membutuhkan biaya sekolah, sehingga sulit bagi orangtuanya mengandalkan hasil jadi kuli bangunan untuk memenuhi kebutuhan hidup anak-anaknya dan biaya berobat sekaligus.

Sementara, jika tak segera diobati maka tumor di pipi adik kecil ini berpotensi berkembang dan menjadi kanker ganas yang dapat membahayakan nyawanya.

Sobat Quran, maukah Sobat ulurkan tangan dan salurkan bantuan untuk Dik Ahmad agar ia bisa segera berobat dan meraih kesembuhan?