Pulau Panggang adalah sebuah Kelurahan yang termasuk dalam wilayah kecamatan Kepulauan Seribu Utara, Kabupaten Kepulauan Seribu, Jakarta. Terdapat 2 pulau dihuni dan 11 pulau tidak berpenghuni di kelurahan ini. Jumlah penduduk kelurahan sekitar 6.000 jiwa atau 1.600 kepala keluarga (KK). Sebagian besar, sekitar 4.000 jiwa, tinggal di Pulau Pangggang, dan sisanya di Pulau Pramuka. Populasi 4.000 jiwa di atas pulau seluas sembilan hektare, membuat ruang gerak kehidupan warga Pulau Panggang menjadi sangat sempit. Bahkan sudah tidak ada lagi lahan kosong.

Warga Pulau Panggang umumnya berprofesi nelayan yang rata-rata memiliki rumah berukuran sekitar 5x10 meter yang berdiri saling berhimpitan. Begitu pulau rumah Ustadz Najrudin. Rumah yang cukup sempit itu dijadikan tempat untuk belajar anak – anak Pulau Panggang. Anak – anak membaca dan menghafalkan AL Qur’an dengan berdesak – desakan di rumah beliau.

Sudah 22 tahun Ustadz Najrudin tinggal di Pulau Panggang. Selain sebagai nelayan, beliau adalah guru pengajar Al Qur’an di Pulau Panggang. Pada petang hari beliau berangkat ke laut dan setelah kembali di siang hari, beliau lanjut mengajar anak – anak di rumahnya tanpa kenal lelah. Tidak hanya anak – anak, beliau juga mengajar orang tua yang ingin belajar membaca Al Qur’an.

Ketika bertemu dengan tim YDSF Jakarta, beliau begitu semangat menceritakan cita – cita dan harapan besarnya .

“Saya cuma pengen anak – anak bisa belajar dan menghafal AL Qur’an dengan nyaman Pak. Tanpa berdesak – desakan, “kata Ustadz Najrudin sambil memandang pinggiran pantai yang akan dijadikan Pondok Tahfidz Apung.

Di Pulau Panggang yang sangat padat ini, sudah tidak ada lagi lahan kosong yang bisa dibangun untuk tempat belajar dan menghafal Al Qur’an. Semoga adanya pembangunan pondok tahfidz apung ini bisa memudahkan anak - anak dan masyarakat belajar dan menghafalkan Alqur’an,” imbuh Ustadz Najrudin.