Meskipun harus berjalan jauh ke atas bukit dan berdesakan di gubuk Jerami yang sempit, semangat para santri ini begitu membara.

Di Dusun Tibu Lilin, Desa Labuan Tereng, Kecamatan Lembar, Kab. Lombok Barat, Provinsi NTB berdiri sebuah tempat belajar mengaji bernama TPQ Raudatussibyan yang mirisnya hanyalah sebuah gubuk jerami berukuran kecil yang tidak bisa menampung semua santri. Anak-anak yang tak kebagian tempat duduk pun harus duduk di tanah dengan alas tikar alakadarnya.

Terdapat dua kelas di TPQ ini, yakni kelas Iqra dan Al-Quran. Ustadz Gufron menjadi satu-satunya pengajar di TPQ ini. Sejak TPQ ini berdiri 10 tahun lalu, Ustadz Gufron tak pernah memungut bayaran kepada murid-muridnya. “Saya gak mau mungut bayaran, sebab saya Ikhlas,” ucapnya.

Melihat semangat Ustadz Gufron yang luar biasa, warga sekitar juga seolah tak mau kalah. Mereka telah berencana untuk melakukan patungan demi membangun TPQ yang lebih layak, namun apa daya, untuk makan sehari-hari pun mereka masih sering kekurangan. Upah mayoritas warga yang bekerja sebagai buruh cetak bata memang tak seberapa. Alhasil, hingga saat ini patungan pun hanya menjadi wacana.

Akses jalan yang kurang memadai juga menyulitkan warga untuk membawa bahan bangunan ke atas bukit tempat TPQ ini berdiri. Perlu bantuan kendaraan yang mumpuni dan mampu menerjang kerasnya jalan berbatu dan pasir. TPQ Raudatussibyan memang berada di tempat yang cukup terpencil, tapi Ustadz Gufron dan TPQ ini menjadi harapan satu-satunya warga sekitar untuk memberikan pendidikan Al-Quran pada anak-anak mereka.

Sedih sekali melihat anak-anak harus belajar dengan kondisi yang sangat memprihatinkan. Sobat Quran, mari jaga semangat generasi muslim di Dusun Tabu Lilin dengan wujudkan bangunan TPQ Raudatussibyan yang lebih layak!